Posted by: lizenhs | October 24, 2015

Manajemen Mutu: Sortasi, Grading dan Simplisia

Manajemen Mutu: Sortasi, Grading
dan Simplisia

Oleh: Haslizen Hoesin

Kata Pengantar
Halo para Produsen, dimanapun Anda-Anda berada, tulisan ini merupakan pengetahuan awal bagi Anda semua, yaitu untuk meningkatkan mutu produk anda. Bila Anda Produsen adalah produsen pertanian jadilah anda “Pengusaha”, artinya: 1). Anda berusaha secara sistem [dengan kata lain saling terkait satu pengusaha dengan pengusaha lain, terkait dengan kegiatan hulu [pengadaan bibit (pertanian), proses produksi (pengaturan pengairan, panen dll) sampai hilir (mutu produk, pengiriman produk, pemasaran dll)]. 2). Jangan Anda ber-usaha tanpa memiliki ilmu ber-usaha [(hanya secara kebiasaan turun-temurun) atau hanya sebagai pekerja/produsen saja]. 3). Jangan pula sebagai pengusaha ikut-ikutan. Buat kelompok usaha dan/atau berkoperasi untuk mengatur pengadaan bibit/bahan baku (hulu), proses produksi (pengaturan pengairan, pemupukan dll) dan pemasaran (menjual/pengiriman produk) (hilir).

Tulisan ini, penekanannya kepada pengusaha (produsen), disampaikan untuk meningkatkan pendapatan melalui perbaikan mutu produk dengan cara sortasi dan grading. Selamat ber-usaha, semoga usaha Anda berkembang.
Dimaksud produsen pada tulisan ini tidak hanya “petanian” saja tapi juga: “perajin, produsen makanan (kecil/cemilan), kerajinan tangan dll”. Selamat membaca dan mencoba melakukan Sortasi, Grading dan Simplisia. Untuk melengkapi pemahanan mengenai mutu produk baca juga:
Apakah Mutu Dan Bermutu Itu? https://lizenhs.wordpress.com/2011/05/07/apakah-mutu-dan-bermutu-itu/
Mutu Produk: HALAL dan ASUH. https://lizenhs.wordpress.com/2011/05/07/mutu-produk-halal-dan-asuh/ dan
Upaya Mempertahankan Mutu Produk. https://lizenhs.wordpress.com/2011/05/11/upaya-mempertahankan-mutu-produk-3/

1. Pendahuluan
Untuk melancarkan arus barang dari produsen ke komsumen diperlukan tindakan dan perlakuan terhadap produk (barang) dalam proses pemasaran disebut fungsi pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran dapat dikelompokkan kedalam tiga fungsi yaitu: Fungsi pertukaran, Fungsi fisik dan Fungsi fasilitas.
Dari ketiga fungsi tersebut yang dibahas hanya Fungsi Fasilitas, yaitu yang berkaitan langsung dengan standard grading dan sortasi.
2. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi pertukaran dan fisik. Fungsi fasilitas terdiri dari: 1). Fungsi standard dan Grading dan 2). Sortasi.
2.1 Fungsi Sortasi, Standard dan Grading
2.1.1. Sortasi
Sortasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memisahkan produk yang baik dengan yang buruk atau kegiatan yang memisahkan produk berdasarkan tingkat keutuhan atau kerusakan produk, karena cacat mekanis atau alami. Jadi sortasi merupakan proses pengklasifikasian bahan berdasarkan sifat fisik. Pada kegiatan sortasi, penentuan mutu biasanya didasarkan pada kebersihan produk, ukuran, bobot, warna, bentuk, kesegaran dll.
Sortasi selain dilakukan secara manual dapat pula dengan mesin. Prinsip sortasi menggunakan mesin, tentu mengacu pada sifat-sifat fisik, ini merupakan dasar sortasi secara mekanis. Sifat-sifat itu meliputi: Berat; Ukuran; Bentuk; Karakteristik Potometrik; Aerodinamik dan Hidrodinamik.
Ukuran: Panjang, Pendek, diameter;
Bentuk: Bulat, lonjong, lurus, pipih dll.,
Karakteristik potometrik: berdasarkan warna dan perubahan transmisi;
Aerodinamik dan hidrodinamik: pemisahan berdasarkan densitas atau daya apung secara alami; Untuk keadaan ini digunakan pada peralatan sortasi, yaitu dengan cara: menggetarkan dan mendorong.
Berkenaan dengan sortasi, dibedakan atas dua proses, yaitu: sortasi basah dan sortasi kering.
2.1.2. Sortasi Basah, Kering dan Simplisia
Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar.
Sortasi kering pada dasarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.
Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan kotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan mekanik.
Simplisia
Apakah yang dimaksud dengan simplisia? Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks [berasal dari kata simple (berarti satu atau sederhana)]. Istilah simplisia umumnya dipakai untuk bahan-bahan tanaman obat alami yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.
Berdasarkan pengertian diatas, simplisia secara umum diartikan sebagai bahan alamiah yang belum mengalami pengelolahan apapun, kecuali dinyatakan berupa bahan yang telah di keringakan. Atau simplisia adalah berupa bahan yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan/atau belum berupa bahan kimia, masih murni.
Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: Simplisia Nabati, Simplisia Hewani dan Simplisia Pelikan atau Mineral
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu, sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
2. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).
3. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.
Pengelolaan simplisia untuk obat adalah sebagai berikut: 1). Pengeringan; 2). Wadah; 3). Pengawetan; 4). Suhu penyimpanan.
Berikut adalah beberapa contoh batasan penyortiran terhadap beberapa simplisia obat dari tanaman: 1). Simplisia Daun, 2). Simplisia Bunga, 3). Simplisia buah, 4). Simplisia Rimpang.
2.1.3. Peraturan Sortasi Tanaman Obat
Menurut WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practice (GACP) for Madicinal Plants dilakukan pemeriksaan dan evaluasi yaitu:
1). Pemeriksaan visual terhadap kontaminan yang berupa bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki/digunakan. 2). Pemeriksaan visual terhadap materi/bahan asing. 3). Evaluasi organoleptik.
Pengaruh Sortasi
Apabila tidak dilakukan sortasi maka pada proses pengeringan dan pengolahan tidak merata. Misalnya bahan ukuran besar bercampur dengan ukuran kecil sehingga proses pengeringan dan pengolahan akan lebih cepat bahan berukuran kecil.
2.1.4. Standard dan Grading
Standard dan Grading adalah suatu ukuran atau penentuan mutu produk (barang) yang tediri dari sejumlah terperinci tentang beberapa dimensi seperti: ukuran, warna rupa isi, kimia, ketahanan, kekuatan, bentuk, berat, isi bahan, kandungan air, kematangan, rasa, bentuk permukaan dll. atau kombinasi dari ukuran tersebut.
Standard juga adalah menunjukkan keseragaman suatu barang diberbagai tempat/ penjualan.
Ukuran-ukuran tersebut diterima oleh umum, sebagai suatu nilai yang tetap, disebut dalam satuan mutu intrinsik, atau ciri-ciri suatu barang atau jasa, sebagai standard suatu barang yang mempertimbangkan nilai kegunaan produk.
Grading merupakan proses pengklasifikasian bahan berdasarkan mutu produk. Grading bergantung pada banyak faktor selain sifat fisik.
Jadi grading adalah pemakaian dari satu standard atau sejumlah standard untuk memilah-milah barang yang akan dikumpulkan dalam kelompok menurut jenis, ukuran, mutu dan lain-lain.
Grading, bila dikatkan dengan konsumen adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan nilai komersil.
Jadi sortasi dan grading berkait erat dengan tingkat selera konsumen terhadap suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran. Terlebih lagi apabila yang dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas dan/atau segmen pasar luar negeri.
Bila ditinjau dari fungsi, maka standard dan grading terhadap produk memberikan manfaat sebagai berikut:
• Mudah menilai barang dengan harga, baik bagi konsumen ataupun produsen,
• Memudahkan jual-beli
• Dapat memperkecil biaya pemasaran
• Mengurangi biaya angkutan dan resiko selama pengangkutan
• Dapat mempertinggi muatan pembeli/konsumen sesuai dengan daya belinya dan preferensi konsumen terhadap barang dengan grade dan harga yang berlainan.
Bila ditinjau dari referensi konsumen dan dikaitkan dengan mutu maka
1. Bila hasil pertanian (sayur dan/atau buah). Maka pelaksanaan grading berkaitan dengan:
• Nilai gizi, volume, mineral.
• Nilai kalori, protein, lemak.
• Tingkat kematangan.
• Penglihatan: warna, bentuk, ukuran, kebersihan.
• Penyakit: ada atau tidak.
• Penysuaian dengan pemakai oleh konsumen.
2. Bila makanan mutu, berkaitan dengan: bau, aroma, tekstur, rasa dll.
3. Bila masakan mutu, berkaitan dengan: konsentrasi, rasa, warna, tekstur, kekentalan dll.

2.1.5. Tujuan sortasi dan grading
Tujuan sortasi dan grading adalah untuk:
• Memperoleh mutu yang lebih baik dan seragam (baik bahan mentah maupun produk yang dihasilkan).
• Memberikan standarisasi dan perbaikan cara pengolahannya.
• Menawarkan beberapa mutu kepada konsumen dengan harga yangsesuai dengan mutunya
Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan, apakah suatu produk akan laris atau tidak di pasar. Bila produk Anda bermutu, maka harga jual naik artinya pendapatan bertambah.
2.1.5.1. Tujuan sortasi dan grading
1) Memperoleh mutu yang lebih baik dan seragam
2) Memberikan standardisasi dan perbaikan-perbaikan cara pengolahannya
3) Menawarkan beberapa mutu kepada konsumen dengan harga yang sesuai mutunya
2.1.5.2. Cara-cara sortasi
1). Cara Manual
Sortasi pada umumnya dikerjakan dengan tenaga manusia
a. Memerlukan tenaga terampil dan terlatih
b. Memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak
Produk dipisahkan berdasarkan sifat-sifat visual. Misal:
a. Produk Baik dengan produk jelek/buruk
b. Ukuran besar dengan ukuran kecil Produk.
c. Produk matang dengan produk mentah
2). Cara Mekanis
a. Menggunakan alat atau mesin sortasi
b. Memerlukan tenaga kerja yang relatif sedikit
c. Biaya relatif murah
Sortasi adalah pemisahan produk yang sudah bersih menjadi bermacam macam mutu atas dasar sifat-sifat fisik, sedangkan grading adalah sortasi produk menjadi bermacam-macam fraksi mutu sesuai dengan standard klasifikasi yang telah diakui atas dasar nilai komersial dan kegunaannnya.
Tujuan utama sortasi adalah untuk mengoptimalkan kegunaannya untuk tugas-tugas tertentu. Sortasi merupakan pemisahan makanan ke dalam kategori berdasarkan sifat-sifat fisik yang dapat di ukur atau proses pengklasifikasian bahan berdasarkan sifat fisiknya. Hampir semua produk bahan makanan melewati tahap penyortiran. Beberapa manfaat sortasi, termasuk kebutuhan penyortiran unit berdasarkan operasi berat, pengisian, keuntungan estetika dan berbagai keuntungan pemasaran yang menyediakan berbagai jenis ataupun warna yang berbeda.
Contoh: Seperti membersihkan dan menyortir harus digunakan sebaik mungkin untuk memastikan suatu produk pengolahan pangan dam empat (4) sifat fisik.
Keempat sifat fisik yang dilakukan dalam pemisahan atau sortasi adalah: berat, ukuran, bentuk dan warna.
1) Sortasi berdasarkan berat. Sotasi berdasarkan berat adalah metode yang paling tepat dari penyortiran karena tidak tergantung pada geometri produk. Telur, buah atau sayuran dapat dipisahkanmenjadi kategori berat dengan menggunakan pegas atau alat elektronik pengukur berat.
Kerugian dari sortasi berdasarkan berat adalah dibutuhkannya banyak waktu untuk menyortir suatu unit dan metode yang lain lebih tepat dengan item lebih kecil seperti sereal ataupun polong
2) Sortasi berdasarkan ukuran. Sortasi berdasarkan ukuran kurang tepat daripada sortasi berdasarkan berat tapi biayanya jauh lebih murah. Ukuran dan bentuk pada unit makanan sulit untuk ditentukan secara pasti.
3) Sortasi berdasarkan bentuk. Sortasi bentuk berguna dalam kasus dimana unit makanan terkontaminasi dengan partikel dengan ukuran hampir sama ukuran dan beratnya. Hal ini berlaku untuk gabah atau beras yang mungkin berisi biji lain.
4) Sortasi berdasarkan warna. Penyortiran warna masih digunakan, tetapi semakin mahal baik tenaga kerja, biaya, pelatihan operator dan ruang yang diperlukan untuk menyortir.
Tulisan ini terkait dengan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU PRODUK HASIL PERTANIAN https://lizenhs.wordpress.com/2016/04/13/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-mutu-produk-hasil-pertanian/     Selanjutnya baca  SADAR dan KESADARAN MUTU  https://lizenhs.wordpress.com/2020/05/17/sadar-dan-kesadaran-mutu/#more-4642 

Pustaka:
Puri, Suhash C. Daniel Ennis and Kenneth Mullen (1979). “Stasistical Quality Control for Food and Agricultural Scientists”. G.K. Hall Medical Publications Division. Boston , Massachusetts.
Kartika. Bambang, Pudji Hastuti dan Wahyu Supartono (1988). “Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan”. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Puri, Suhash C. and Kenneth Mullen (1980). “Applied Stasistical for for Food and Agricultural Scientists”. G.K. Hall Medical Publications Division. Boston , Massachusetts
Arpah. Muhammad, (1993). “Pengawasan Mutu Pangan”. Bandung, Tarsito.
Hoesin. Haslizen (1994). “Petunjuk Praktikum Pengendalian Mutu”. Laboratorium Manajemen Produksi. Fakultas Manajemen Produksi dan Pemasaran IKOPIN.
Beberapa Pustaka tidak ditampilkan.
Grading dan Sortasi Buah Tomat http://www.pertanianku.com/grading-dan-sortasi-buah-tomat/


Leave a comment

Categories