Posted by: lizenhs | May 15, 2021

PULANG KERAHMATULLAH [MATI]

PULANG KERAHMATULLAH [MATI]

Kata Pengantar

Tulisan ini PULANG KERAHMATULLAH [MATI] adalah Ceramah (Kultum) sebelum tarawih 17 Ramadhan 1442 H/   29-4-2021 di Masjid Al Mushlih jln. Sumber Sari no 105 Cisaranten Kulon, Bandung. Dibawakan oleh Pak M. Furqon. Saya edit, dilengkapi dan ditulis untuk dimuat di Bukik Ranah Ilmu https://lizenhs.wordpress.com/.  berikut tulisannya, selamat membaca (Haslizen Hoesin).

PULANG KERAHMATULLAH [MATI]

oleh:  M. Furqon

I. PENDAHULUAN

Setelah hidup di dunia ini semua makhluk akan pulang kerahmatullah alias mati.

Yang namanya pulang mestinya orang senang, bahagia dan gembira. Misalkan:

Pulang Kampung di Hari Raya  Idul Fitri, orang-orang pasti senang, gembira bisa bertemu dengan sanak saudara . Mudik dilarang.

Pulang dari Medan Perang, setelah meraih kemenangan, pasti senang berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-teman seperjuangan.

+  Pulang dari Rumah Sakit, setelah Sembuh dari Sakit (dirawat) di Rumah Sakit, dokter mengizinkan untuk pulang. Pasti senang: “Alhamdulillah bisa pulang euy, aku sembuh” senang dan bahagia.

Zaman Bahela (dahulu), anak SR (Sekolah Rakyat) disuruh pulang masih pagi karena tidak ada gurunya. Murid-murid senang, gembira:   Hoooreee….., pulang euy tidak ada pengajarnya, (guru sakit)”

+  Tetapi tidak semua “pulang” itu menyenangkan, ada pulang ditangisis dan sedih, yaitu:

=  Ketika mendengar pengmuman: “Berita duka,” telah berpulang kerahmatullah ibu Anu binti bapak Anu tadi malam karena sakit, atau bapak Anu bin bapak Anu tadi malam karena sakit,

 *  Orang–orang yang mendengar tidak ada yang senang.

    *  Keluarga, anak, suami/istri semua menangis sedih.

    *  Saudara, Kakak, adik, semua bersedih.

=  Kecuali  kalau yang pulang ke Rahmatullah itu orang yang tak disukai:

     * Orang Jahat, Dzalim, Khianat, Pembunuh, Pembohong. Pasti orang – orang yang mendengar pengumuman akan senang.  “Alhamdulillah, si Pembunuh , Penjahat itu geus paeh”(sudah meninggal), Asup kaneraka siah (masuk keneraka kamu)!!

     * Si Bakhil (kikir), Koruptor, ges modar (dah mati).

Begitu hinanya sebutan-sebutan kepada yang jahat sekalipun sudah mati.

Hadirin  Rahimakumullah

Ada pertanyaan seorang guru kepada murid – muridnya:  “Anak-anak, kalau ada kepala negara yang gede wadul (besar bohong), banyak janji-janji kepada rakyatnya, berangkat keluar negeri naik pesawat. Diperjalanan pesawat terbangnya kecelakaan, nyemplung ke lautan.  Si Pimpinan (Kepala) Negara gede (besar) bohong tersebut mati.

Pertanyaan:  Siapa yang senang anak – anak ??

Murid-murid menjawab:  “Rakyat yang dibohongi yang senang”.

Jadi yang namanya orang jahat, dzalim, gede wadul (besar bohong), mendapat musibah apapun orang-orang akan senang.

= Itulah adalah risiko yang akan diterima.

Hadirin Rahimakumullah.

II. ORANG PULANG KERAHMATULLAH ATAU KEMATIAN

Rasulullah SAW wafat pada uia 63 tahun. 

* Dalam hal kematian, manusia (kita) tidak bisa nawar kepada Allah:  “Ya Allah, Akumah maut ke pingin (mau) di usia 63 tahun saja seperti Rasulullah SAW”.

+ Aku tidak sanggup menghadapi kehidupan di dunia yang semakin lama semakin kacau, ruwet.  “Takut tambah dosa”.

* Misalkan, sekarang usia 60 tahun, kalau ingin mati seperti usia Nabi 63 tahun. Berarti masih ada waktu tiga tahun lagi,  memperbanyak amal shaleh.

* Atau sekarang usia 62 tahun 11 bulan, berarti masih ada ada satu bulan lagi waktu untuk memperbanyak ibadah dan amal shaleh.

–  Tidak demikian, dengan ibadah dan amal.  Ibadah dan amal shaleh mah, sejak baligh sampai menjelang ajal menjemput, tetap harus dilaksanakan. Tidak bisa tawar-menawar. [Mah = Abdi mah ti baheula oge tos linggih di dieu (Saya sih dari dulu udah tinggal di sini). Arti mah bisa berarti sama dengan kata “sih” atau “toh”] [Artinya secara harafiah tidak ada, jadi kata-kata itu hanyalah bersifat imbuhan sekaligus memberikan tambahan rasa “penekanan kalimat khas Sundanese”]

* Kalaulah sisa waktu/usia itu dipergunakan untuk beramal shaleh sebaik-baiknya, insya Allah saat pulang ke Allah, manusia/kita akan senang karena sudah punya bekal.

* Bagi yang sudah lewat 63 tahun, berarti sedang menikmati bonus usia dari Allah SWT. Lakukanlah beramal dan beribadah

Hadirin Rahimakumullah.

Di usia 60 tahun keatas, biasanya sudah mulai ada perubahan fisik dan mental:

I. Fisik

* Tenaga mulai berkurang. loba karasa (banyak terasa), ti luhur sampai ka handap kerasa (dari atas sampi bawah terasa).

Nyeri sirah (sakit Kepala); Nyeri Huntu (sakit gigi);  Nyeri Bujur (saki pantat);  Nyeri Cangkeng (sakit pinggang).

II. Mental

* Mental mulai berubah. Pundungan (pulang karena tidak suka); Sulit Ati (mudah tersinggung); Gede Ambuk (mudah marah besar).

Hadirin Rahimakumullah

Kematian akan menghadang setiap manusia:

– Proses tercabutnya nyawa, diawali dengan detik-detik menegangkan dan sangat menyakitkan.

– Peristiwa ini dikenal sebagai “syakaratul maut

* Ketika Syakaratul maut datang.  Kepada setiap manusia, Malaikat berkata (surah Qaf) 50: 19:  “Dan datanglah syakaratul maut dengan sebenar-benarnya.  Itulah yang dahulu kamu hindari”.

Rasulullah SAW bersabda: “ Syakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang”  (H R Tirmidzi).

Imam Al Ghazali mengatakan: “Sekiranya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara  sekejab saja, lalu menceritakan pengalaman syakaratul mautnya, Niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut dan menangisi diri kalian sendiri”.

Jadi, kalau ada jenazah  hidup lagi, lalu pidato dihadapan orang banyak menceritakan pengalaman saat dicabut nyawa, sangat: 

* Menakutkan, menyeramkan.

* Sakitnya luar biasa, berlipat-lipat.

= Tentu tidak akan ada manusia yang berbuat dzalim, khianat, jahat.

– Tidak akan ada pembunuhan dan korupsi.

– Tidak akan  ada pemimpin yang berbohong.

– Masjid-masjid akan penuh shalat berjamaah dan

– Tentunya dunia ini akan aman, damai dan sejahtera.

– Orang akan ber amal dan ber idadah

Hadirin Rahimakumullah 

Kekasih Allah yang mengalami kesakitan saat syakaratul, adalah Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim Alaihissalam.

–  Saking sakitnya dicabut nyawa/syakratul maut, Nabi Muhammad SAW menangis, bercuran keringat dan air mata.

–  Tatkala Nabi Ibrahim Wafat, Allah berfirman kepadanya: “Bagaimana kamu mendapatkan/merasakan sakitnya kematian wahai kekasih Ku?

–  Ibrahim menjawab:  Bagaikan besi pengait yang di panaskan, lalu dimasukkan kedalam kulit perut kemudian ditarik-tarik.

Hadirin Rahimakumullah 

Nabi Muhmmad SAW dan Nabi Ibrahim Alaihissalam saja, kekasih Allah yang dijamin masuk surga, masih merasakan begitu berlipatnya rasa akit yang dialami di saat syakratul maut.

Apa lagi manusia  

x Nabi bukan;  x Rasul bukan;  x Baraya Nabi bukan;  x Ngaku umat Muhammad belum tentu di terima.

Seperti apa yang akan dirasakan saat syakratul maut nanti?

* Oleh sebab itu Rasulullah SAW mengajarkan sebuah do’a agar dimudahkan pada saat syakratul maut.

Dialihkan dalam bahasa Indonesia berbunyi: “Ya Allah mudahkanlah kami pada syakratul maut”.

  1. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu akan keselamatan agama.
  2. Kesehatan pada jasad
  3. Pertambahan pada Ilmu
  4. Keberkahan pada rizki.
  5. Tobat sebelum mati.
  6. Rahmat sebelum mati.
  7. Ampunan setelah mati.
  8. Di mudahkan pada Syakratul maut.
  9. Keselamatan  dari api neraka.
  10. Pemaafan ketika hisab.

Penjelasan

Baraya adalah kata dalam bahasa Sunda. Baraya dalam bahasa Indonesia artinya adalah sama dengan saudara. Baraya artinya adalah saudara, tetapi tidak perlu selalu saudara kandung. Baraya bisa saudara sepupu, keponakan, atau saudara agak jauh, dan sebagainya. Sinonim dari baraya dalam bahasa Sunda adalah dulur. Baraya atau dulur termasuk dalam kata yang kasar.

Terimakasih atas kunjungan anda ke Bukik Ranah Ilmu https://lizenhs.wordpress.com/, Semoga Bermanfaat.  Bila anda suka beri tahu temannya yaaa.


Leave a comment

Categories